Rabu, 27 April 2016

Tablo



MUKJIZAT BERBAGI
Naskah: Danuwidi

PENTAS TABLO PIA “ELANG KECIL”
WILAYAH ST. YOHANES – BREKISAN – PAROKI MLATI

Inspirasi Kitab Suci
Yesus memberi makan lima ribu orang. (Yoh. 6:1-15)

Kata Kunci
MUKJIZAT & BERBAGI
           
Konteks isi cerita dalam kehidupan:
Berbagi adalah ajaran Yesus bagi umat manusia. Dengan berbagi, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak egois, tidak serakah, dan senantiasa bersyukur pada Tuhan.
Bagaikan gelas yang selalu dikosongkan, mukjizat akan selalu diberikan jika Tuhan melihat ada ‘sisi kosong’ dalam hidup kita yang terjadi karena isinya dibagikan pada sesamanya. Jika gelas terlihat ‘penuh’ maka seakan tiada tempat lagi untuk mukjizat ditempatkan. Berbagi adalah salah satu cara untuk ‘mengosongkan’ diri kita untuk tempat mukjizat yang kita nanti.
Kita tidak bisa membuat mukjizat, tapi kita bisa berbuat sesuatu sehingga mukjizat itu bisa dirasakan oleh mereka yang membutuhkannya. Berani memulai berbagi merupakan langkah benar sebagai tindakan berbuat.

Sinopsis
            Pak Joni penjual susu merasa tidak suka dengan Pak Marto penjual tempe karena dia merasa tersaingi dalam berjualan, hingga pada puncaknya mereka berkelahi karena rebutan tempat jualan. Pada saat mereka berkelahi, tiba-tiba terjadi gempa yang meluluhlantakkan tempat mereka jualan.
            Banyak orang sedih karena gempa telah menghancurkan harta benda yang mereka punya, termasuk disini adalah Pak Joni dan Pak Marto serta seluruh pedagang di pasar. Mereka banyak kehilangan dan persediaan makanan pun semakin menipis sedangkan bantuan belum datang. Pada mulanya mereka enggan berbagi karena takut persediaan makannya habis dan tidak ada lagi yang bisa mereka makan. Akibatnya, mereka hanya bisa memakan apa yang mereka punya seadanya.
            Agnes adalah anak Pak Joni. Dia memiliki gagasan untuk memberikan sebagian makanan miliknya untuk membantu warga korban bencana lainnya. Pada mulanya gagasan ini ditentang, namun akhirnya pak Joni membolehkan. Ketika Agnes berbagi makanan, ternyata dia mendapat sambutan yang baik. Pak Marto pun juga ikut berbagi, demikian warga lainnya juga ikut berbagi hingga akhirnya banyak makanan yang terkumpul di tangan Agnes dan bisa dibagikan ke yang lain lagi.
            Selanjutnya Agnes mempunyai gagasan membuat dapur umum untuk menyuplai makanan seluruh warga korban bencana dengan bahan sumbangan dari para warga seadanya. Gagasan ini disambut baik dan selanjutnya ternyata makanan yang mereka masak justru berlebihan dan bisa dibagi ke warga lainnya.



                                                                                             
bksn2012
MUKJIZAT BERBAGI
BKSN2012

Seting panggung     :  Lingkungan pasar  (seting penempatan properti sebelum dimulai)

01. Narator            : Romo / Suster / Bapak-Ibu / Teman-teman dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan.
                                    Selamat pagi ..... Berkah Dalem......
                                    Dalam kehidupan ini, egoisme yang tinggi sering membuat orang tidak mau berbagi. Banyak hal dinikmati hanya untuk kesenangan diri sendiri. Bahkan kita sering lupa diri bahwa berkat yang kita terima dari Tuhan harusnya kita bagi dan jangan sampai berhenti. ....
                                    Inilah  sebuah kisah yang menggambarkan kekuatan mukjizat bila kita mau berbagi.  Ditampilkan dalam sebuah tablo oleh PIA “ELANG KECIL” dari Wilayah St. Yohanes Brekisan. .....MUKJIZAT BERBAGI......!

Adegan 1
Musik pembuka      :  lagu “Dondong Opo Salak”

Dondong opo salak, dhuku cilik-cilik
Gendhong opo mundhak, ojo thithik-thithik
Dondong opo salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong opo mbecak, mlaku thimik-thimik
Adhi nderek ibu tindak menyang pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Mengko ibu mesthi mundhut oleh-oleh
Gedhang karo roti, Adhi diparingi
Suasana pasar yang ramai. Beberapa pedagang menggelar lapak dagangannya. Kemudian satu persatu mereka membuka lapak/ menjajakan dagangan kepada calon pembeli. Terlihat beberapa (figuran) pembeli berjalan dan beli sesuatu.  Figuran mengisi kekosongan dengan aktivitas layaknya di pasar.
Musik berhenti setelah Pak Marto masuk dan duduk menjajakan di sebelah kiri.

Musik                       : lagu “Susu Murni” (kode : klakson sepeda pak Joni)
Pak Joni masuk membawa dagangan susunya... dan berhenti di sebelah kanan.
02. Pak Joni             :  Selamat siang bapak –ibu saudara....., selamat bertemu lagi dengan saya... Joni, penjual susu nomor satu sa’ Mlati.....     Ok.  Anda ingin sehat? Minum saja susu asli berkualitas tinggi. Ayo silahkan pilih.....silahkan beli...... Mau pilih yang mana?.....mau pilih susu...
03. Pak Marto         :  Yang gedhe ada..... yang kecil juga ada..... monggo-monggo... lihat dulu boleh, ngicipi juga boleh. Ini adalah tempe buatan saya.  Tempe Pak Marto namanya.......
                                    Rasanya uenak.... gurih.... dan mak nyuss.
                                    Ooo..ya... ini ada  tempe rasa baru yaitu tempe rasa........
04. Pak Joni             :  Susu kuda liar.....ya....susu ini didatangkan langsung dari Sumbawa. Susu ini bisa mengobati macam-macam penyakit.  
                                    (jeda untuk mengambil susu yang lain...)
                                    Nah kalau susu yang ini paling cocok diminum anak-anak, biar gemuk kayak saya ini lho...... (sambil memamerkan badannya yang gemuk).
                                    Oh ya ...susu saya ini macam-macam rasanya lho...ada rasa coklat, ada pula rasa...
05. Pak Marto         :  Bacem.....! ueeenak lho..! Ini tempe bacem kualitas tinggi.  Rasanya..... top markotop.....!
                                    (jeda untuk mengambil tempe yang lain...)
                                    Nha...., yang tidak suka tempe bacem, ini ada tempe keripik yang gurih dan renyah. Ada pula tempe gembus yang dibuat dari.......
06. Pak Joni             :  Susu sapi pilihan..... itulah bahan dasar susu ini. Jadi jangan ragu lagi, silahkan beli.....susu cap...
07. Pak Marto         :  Tempe benguk....., pokoke beli tempe ini, bonus lombok 5 biji.
Pak Joni marah (menyingsingkan lengan baju) lalu mendatangi pak Marto.
08. Pak Joni             : Hey....kamu ini ganggu jualan saya.... Mosok susu kok rasa  bacem..... sudah.... kamu pindah sana. Disini tempatku jualan....
09. Pak Marto         : Tidak bisa..! kamu yang ganggu saya.... mosok tempe kok dibuat dari susu sapi..... Sudah... ini tempat saya... kamu yang pindah....!
Akhirnya mereka berkelahi (dorong-dorongan) dan baru berhenti pada saat dilerai/dipisah pedagang lainnya.
10. Pedagang 1       : (dengan gaya jagoan) Stop....berhenti..... kok  pada  berkelahi  sih ?..... (lalu balik badan) Ayo lanjutkan.....!
Pak Joni dan Pak Marto akan berkelahi lagi, tiba-tiba ada pedagang lain yang menengahinya....
11. Pedagang 2       :  Ee... e.......e......... berhenti...!  Jangan berkelahi..... !
                                    (Marah pada pedagang 1) Kamu ini gimana to? Orang berkelahi kok disuruh lanjutkan.....!
                                    (Marah pada pak Joni dan pak Marto)
                                    Kalian ini juga kurang kerjaan, harusnya kalian ini tahu kalau berkelahi itu tidak baik, kalau tidak percaya ayo kita tanya pada mereka .......       (maksudnya penonton)
                                    Bapak...ibu....berkelahi itu baik apa tidak ?
                                    (kalau jawaban kurang keras bisa diulang pertanyaannya)
                                    Nah, betulkan? Berkelahi itu tidak baik......itu menjauhkan rejeki namanya.....
Tiba tiba ada suara bergemuruh (suara perkusi-musik)
                                    Sbentar ... sbentar.....apa ini.....? Hah?!....GEMPA......GEMPA.....GEMPA....!
Musik semakin menegang, suasana gaduh dan panik, para padagang berlarian kesana-kemari (improvisasi kepanikan suasana gempa) lalu satu persatu para pemain masuk kedalam......
ADEGAN 2.

Musik /lagu          :  “Untuk Kita Renungkan” (Ebiet G Ade)

Suasana pasca gempa. Setting tempat masih berantakan.
Satu per satu pemain keluar dengan kostum/make up  korban bencana. Dramatisasi keadaan dengan suasana orang-orang yang kesakitan,  jalan sempoyongan, dll.
Setting:
Keluarga Pak Joni (Pak & Bu Joni dan Agnes anaknya) di panggung kanan,
Keluarga Pak Marto (Pak & Bu Marto dan seorang anak kecil) dipanggung kiri.
Figuran menyesuaikan komposisi / blocking panggung.

12. Narator            : Gempa telah meluluhlantakan semua harta. Banyak penduduk belum bisa makan karena bantuan belum datang. Mereka yang punya persediaan makanan tidak mau berbagi dengan yang lainnya. Mereka takut, kalau makanannya dibagi, maka nanti tidak ada lagi makanan yang bisa mereka makan.
Dialog keluarga pak Joni:
13. Pak Joni             :  (Nelangsa) Nasib..nasib....! karena  gempa, hancur sudah semuanya..... Mau makan saja susah,  nunggu bantuan...eee ... kok belum ada yang datang?
14. Bu Joni              :  Pakne...pakne...., sudah keadaan sulit begini....kok bisanya grenengan saja..... 
15. Pak Joni             :  Lalu kalau gak boleh grenengan, maksudmu aku harus bilang .....”WOW” gitu?
16. Bu Joni              :  Ya ndak begitu to pak...... Kita ini harusnya bersyukur, lihat....dagangan susu kita masih bisa diselamatkan.
17. Agnes                :  Pak, bagaimana kalau susu dan roti ini kita berikan pada keluarga pak Marto dan keluarga yang lain, kasihan dia.....seluruh rumahnya hancur berantakan dan sampai sekarang belum ada yang memberi bantuan makanan.
18. Pak Joni             :  (Kaget dan marah) Maksudmu si Marto Tempe itu? Gak bisa......! dia itu kan pesaingku kalau jualan di pasar. Lagian  kalau persediaan habis, nanti  mau makan apa kita?
19. Bu Joni              :  Wah...pakne...pakne, sama-sama kena musibah kok masih dendam saja. Mbok sudah jenengan itu baikan saja sama Pak Marto. Lagi pula benar kata Agnes anak kita, pak. Mereka kan lebih menderita dari pada kita. Harusnya kita bisa membantu mereka!.
20. Pak Joni             :  (jalan mondar-mandir sambil pikir-pikir)
                                    Ok...setelah aku pikir-pikir, kayaknya benar juga kata kalian. Kalau begitu mari kita kumpulkan makanan yang masih layak untuk kita bagikan pada mereka yang membutuhkan...!

Selanjutnya Pak Joni, Bu Joni dan Agnes menyiapkan bahan makanan yang akan diberikan ke pak Marto dan yang lain.

Dialog keluarga pak Marto:
21. Pak Marto         :  Ahhh.....Gek kapan bantuan datang....?!. Beras sudah habis, mau beli gak ada yang jual.  Jadi terpaksalah.... dari kemarin makan tempe terus...... sampai badanku jadi kurus hitam kayak gini .!
22. Bu Marto           :  Pak, anak kita susunya habis. Dia tidak mau minum kalau tidak pakai susu.
23. Pak Marto         : Bu...bu...., habis gempa kayak gini siapa yang jual susu? Mbok mikir gitu lho!
Tiba-tiba Agnes dan Bpk/Ibu Joni datang membawa beberapa susu/makanan.
24. Agnes                :  Pak Marto, ini ada susu dan sedikit roti untuk keluarga bapak, mudah-mudahan berguna bagi keluarga bapak, khususnya anak bapak yang masih kecil ini....!
25. Pak Marto         :  Trimakasih ya nak.  (lalu memalingkan wajah ke Bu Marto)
                                    Bune....sini sebentar..., ini benar-benar mukjizat to bu?
26.Bu Marto            :  Benar pak, ini mukjizat...! (lalu menyerahkan bungkusan pada Agnes)  Oh ya nak...ini ada sedikit makanan juga dari kami. Mudah-mudahan juga bisa berguna untuk yang lain.
27. Agnes                : Wow.....Terimakasih kembali. Sekalian saya pamit untuk membagi ke yang lain ya Pak - Bu?
28. Pak Joni             :  (mendatangi pak Marto) Sekalian juga saya minta maaf atas kesalahan saya kemarin ya.....
29. Pak Marto         :  Ya...sama-sama....saya juga minta maaf......

Akhirnya Pak Joni dan Pak Marto saling bersalaman dan  memaafkan.

Musik : Instrumen “Berbagi”
Agnes kemudian membagi-bagikan untuk yang lain. Sama seperti pak Marto, yang lain pun juga ikut memberikan sebagian makanan miliknya kepada Agnes.
Saat  Agnes berkeliling (gak usah buru-buru), Narator bicara:

30. Narator            : Demikianlah, karena Agnes mau memulai berbagi, yang lain pun juga ikut berbagi. Hingga akhirnya justru banyak makanan yang menumpuk di tangan Agnes.
Musik pelan untuk melatarbelakangi Agnes berbicara.
31. Agnes                :  (bergumam) Ternyata banyak juga makanan yang terkumpul ... Oh ya, aku punya ide........
                                    (Berteriak) Bapak-bapak....ibu-ibu.... bagaimana kalau kita buat dapur umum. Bagi bapak dan ibu yang punya bahan makanan silahkan dikumpulkan saja, nanti kita masak dan makan bersama-sama. Setuju....?
32. Semua               :  Setujuuuuu....!
33. Agnes                :  Oh ya... sekalian kita bersihkan tempat ini ya.....?!

Musik : instrumen “Berbagai” . 
Satu persatu pemain beranjak dari tempatnya, sambil mengumpulkan / membersihkan panggung  “bekas gempa”  mereka kembali masuk ke dalam.

34. Narator            : Akhirnya seluruh warga mengumpulkan bahan makanan yang masih tersisa dari yang  mereka  punya. Mereka membuat dapur umum yang bertujuan menyuplai makanan sebelum datangnya bantuan dari luar.
ADEGAN 03
Musik + vocal :  “AYO BERBAGI”  (bait 1 dan refren)
Sambil berbaris dan menari (kayaknya perlu koreografi)  pemain kembali masuk dan mereka membawa dos berisi makanan (kalau bisa sungguhan). Setelah beberapa saat menari, kemudian mereka berhenti.

35. Agnes                :  Bagaimana teman-teman, apa seluruh warga sudah diberi semua?
36. Teman-teman   : (serempak) SUDAAA...H!
37. Teman 1            : Tapi ini masih sisa?
38. Teman 2            : Ini saya juga masih sisa banyak...!
39. Agnes                : Kalau begitu, bagaimana kalau kita bagi juga untuk warga lainnya. Setuju..?
40. Teman-teman   :  (serempak) SETUJUUUU...!

Musik + vocal :  “AYO BERBAGI”  (bait 2 dan refren) 
Pemain yang sudah ditunjuk  turun panggung membagikan makanan kepada penonton. Selesai membagi para pemain langsung balik lagi ke panggung dan ikut bernyanyi dan menari bersama yang  lainnya.
Pada saat beberapa pemain membagi makanan ke penonton Narator maju dan bicara:
41. Narator            : Demikianlah.... kita memang tidak akan bisa membuat mukjizat seperti Yesus yang mengubah 5 roti dan 2 ikan  menjadi banyak dan tak habis dimakan ribuan orang.
                                    Tapi kita masih bisa berbuat, menyalurkan berkat menjadi mukjizat dengan cara berani memulai berbagi.... sehingga yang lain pun tergerak untuk berbagi..... dan terus berbagi......hingga berkat  Tuhan pun terus mengalir tanpa henti........Inilah inti dari ... “MUKJIZAT BERBAGI”

Setelah narator selesai bicara lalu langsung bergabung dengan pemain lainnya. Lagu “AYO BERBAGI” dilanjutkan dengan lagu “PERGANDAAN ROTI”  (musik medley) sampai selesai.

Selesai diakhiri dengan selebrasi. (....narsis bareng.....)
Elang Kecillllll.....!!! Yes.......!
Elang Kecillllll.....!!! Yes.....Yes.......Yes.......!

Jumat, 22 April 2016

Anom si Manusia Kera



ANOM si Manusia Kera

Session 1

            Anom adalah seorang laki-laki yang sedang belajar di sebuah SMA. Badannya yang relatif kecil dan tidak gagah sering membuatnya minder khususnya jika harus berhadapan dengan Clara, seorang cewek yang bersekolah di tempat yang sama. Anom termasuh anak yang cerdas dan suka menolong, oleh karena itu dia mudah diterima dalam dalam pergaulan dengan teman-teman. Namun begitu masih sering teman-teman lain khususnya Toni dan anggota genknya menjadikan dia sebagai objek keisengan.
            Di keluarga, Anom merupakan anak tunggal. Dia hanya tinggal bersama ibunya karena ayahnya sudah lama meninggal. Uang pensiun ayahnya yang tidak banyak sering membuat dia harus hidup serba terbatas. Untuk menambah penghasilan keluarga, ibunya membuka butik busana dan Anom sering membantu sepulang dari sekolahnya.
            Suatu ketika, sekolah Anom mengadakan studi wisata. Banyak tempat dikunjungi termasuk kunjungan ke seorang tokoh seni yang terkemuka. Dalam kesempatan itu, tokoh seni yang dikunjungi kebetulan merupakan seorang dalang yang ahli dalam pewayangan. Oleh karena keahliannya, segala macam hal yang terkait dengan pewayangan baik tokoh, alur cerita, atau segala macam hal terkait dengan pementasan dapat dijelaskan dengan gamblang. Anak-anakpun banyak yang tertarik dan senang mendengarkan karena Ki Dalang penyampaiannya yang kadang lucu dan menyenangkan. Untuk lebih mengenal dunia pewayangan, Ki Dalang memperlihatkan kepada para murid koleksi wayang yang dia punya. Dari wayang beber, sebagai cikal bakal dunia pakeliran wayang, sampai bentuk wayang yang sudah banyak diimprovisasi karena tuntutan jaman. Bahkan wayang yang tidak pernah ditampilkan dalam pakeliranpun diperlihatkan. Wayang tersebut merupakan wayang yang punya daya magis luar biasa. Salah satu koleksi wayang tersebut berwujud tokoh Hanoman. Manusia kera tangan kanan Prabu Rama yang sakti mandraguna. Oleh karena kemagisannya, Ki Dalang  tidak berani terlalu lama berada disekitar wayang tersebut, khawatir bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkannya.
            Ternyata tidak semua beranjak meninggalkan tempat magis tersebut. Beberapa murid masih tertinggal dan masih asyik mengamati beberapa tokoh wayang yang menarik perhatiannya termasuk didalamnya adalah Toni dan kelompoknya serta Anom dan Clara. Entah karena tidah tahu atau tidak percaya penjelasan Ki Dalang tadi, ada beberapa yang secara iseng mengambil dan memainkan wayang sekenanya. Sampai pada suatu ketika sambil menirukan suara tangan dalang yang memukul kotak wayang dengan bunyi khas dog...dog...dog, secara iseng Toni memukulkan wayang Hanoman tadi di kepala Anom. Anom kaget dan mau marah, tapi Toni dan kawan-kawannya justru tertawa dan meledeknya. Keadaan itu baru berhenti ketika ada salah seorang cantrik/petugas masuk dan meminta wayang tersebut dikembalikan.
            Sepulang dari studi wisata, tidak ada hal istimewa terjadi pada diri Anom. Hanya saja dia merasa agak pusing kepala. Kondisi itupun dimaklumi karena mungkin masih kecapaian  dan karena masih ada tanggungjawab pekerjaan membantu ibunya, dia abaikan saja kondisinya.
            Seminggu telah berlalu, namun ternyata pusing  tak sembuh juga, padahal sudah minum obat sakit kepala. Bahkan kondisi semakin parah karena dia mulai merasakan badan yang panas dingin dan kadang-kadang mau muntah. Agar tidak terjadi hal yang lebih buruk, Anom pun dibawa ibunya ke dokter. Dari analisanya, dia hanya dinyatakan flu biasa. Sampai dirumah, pada saat terlelap tidur dia ditinggal ibunya menjaga butik. Anom terbangun dan merasakan kondisi tubuh yang semakin parah. Namun ketika dia mau teriak memanggil ibunya, suaranya justru nyaris hilang. Ada suatu keadaan dimana dia merasakan sakit yang membuat tubuh menjadi kejang, kepala menggeleng-geleng dengan sangat cepat. Sampai pada akhirnya dia tidak kuat merasakan, dia pingsan untuk sementara. Ibunya tidak menyadari karena masih asyik dengan para pelanggannya. 
            Satu jam berlalu ketika ibunya masih di butik, Anom mulai siuman. Hanya saja dia merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuhnya. Kini dia merasa segar dan sehat, bahkan berdiri dan loncat-loncat pun enak dilakukan. Pada saat itulah ibunya masuk dengan maksud memberi obat, tapi justru terheran-heran. Anom pun kaget dan heran.

 

Session 2

            Hari-hari berlalu dengan biasa. Suasana sekolahan pun tidak ada yang istimewa. Memang kelas pak Jono yang biasanya tegang, hari itu terasa banyak guyonnya. Kebetulan materi pelajaran hari itu adalah tentang proses sejarah manusia. Menurut teori Darwin, manusia pada mulanya berasal dari jenis primata yang menyerupai kera. Oleh karena pengaruh alam mereka berevolusi dalam sekian juta tahun dan muncullah manusia yang seperti sekarang ini. Anom tercenung sesaat ketika mendengar penjelasan tersebut. Dia diam sesaat dan seolah ada suatu yang dipikirkannya, tapi kemudian dia gelengkan kepalanya sendiri lalu larut dalam keceriaan teman-temannya.
            Pada suatu malam, ketika sedang belajar dikamar, Anom merasa gelisah. Dia merasa susah konsentrasi belajar. Pikirannya selalu teringat pada butik milik ibunya yang berada di lantai bawah. Semakin lama dia semakin gelisah. Akhirnya untuk membuang kegelisahannya, dia beranjak hendak turun sekalian membuat kopi susu kesukaannya. Namun disaat mau membuka lemari dapur, dia dikagetkan suara aneh dari arah lantai bawah. Instingnya berjalan dan sambil mengendap-endap hati-hati dicobanya untuk mengetahui suara apa yang didengarnya tadi. Ternyata ada dua orang tak diundang sudah berada didalam butiknya. Tanpa dia sadari, dalam kegelapan dia masih bisa memperhatikan gerak gerik dua orang tersebut. Ketika itu pula lantas dia berteriak, Maling..! yang membuat dua orang tadi kaget dan berusaha lari. Entah karena apa, tiba-tiba Anom memiliki keberanian untuk menghadapi maling tersebut. Tanpa disadarinya dia ternyata bisa meloncat jauh dan sangat cepat untuk menangkap maling tadi. Ketika sang maling berusaha menyerang dengan senjata pisau yang dia bawa, refleksnya menghindar lebih cepat dan dia balas menyerang dengan gerakan menampar. Tanpa diduga, serangannya tepat mengenai sasaran dan satu maling langsung pingsan. Melihat temannya pingsan, maling yang satu berusaha lari menghindar, tapi hanya dalam satu lompatan, Anom mampu menjangkau dan dengan satu tarikan bantingan, maling tersebut terlempar dan terbanting pingsan. Oleh karena masih gelap, Anom belum bisa melihat menyadari apa yang terjadi dengan dirinya.  Hanya saja dia merasakan energi yang dahsyat dalam dirinya.  
            Malam telah berlalu, kejadian tadi pun telah diserahkan ke yang berwajib. Anom masih termenung, kenapa dia bisa melakukan hal tadi. Memang kepada ibunya atau polisi yang menahan maling tadi, dia katakan mampu memukul dari belakang saat kondisi gelap dan tidak ketahuan. Tapi jujur ada hal yang belum dia mengerti, mengapa dia bisa kuat seperti tadi.
            Hari-hari berikutnya, secara sembunyi-sembunyi, Anom berusaha mencoba memecahkan teka-teki dirinya secara mandiri. Banyak hal dia lakukan agar kemampuan tersebut muncul lagi. Setelah cukup lama dan melelahkan, akhirnya sedikit hal mulai dia ketahui. Misalnya, kemampuan itu akan muncul seiring dengan perasaan atau motivasi yang kuat untuk mencapai hal tertentu. Mulai saat itu, Anom berusaha melatih kemampuannya dan sedikit demi sedikit memang ada hasilnya, bahkan kemampuan lain yang belum dia temukan sebelumnya kini bisa dirasakan dan dibuktikan kehebatannya. Hanya saja, ketika kemampuan itu meningkat, kini dia juga merasakan efek samping adanya rasa gatal-gatal dalam tubuhnya. Memang tidak selalu terasa dan kulit pun tidak ada bekasnya, tapi menjadikan kebiasaan untuk menggaruk seperti seekor kera.
            Suatu hari, seluruh kota digegerkan oleh adanya sekelompok orang jahat bertopeng yang merampok sebuah bank. Kejar-kejaran terjadi antara perampok dengan polisi. Namun sepertinya kelompok tersebut sangat profesional dan punya kemampuan untuk mengimbangi polisi yang mengejarnya. Anom yang pada saat itu sedang asyik menjaga butik cukup kaget ketika seseorang yang berlumuran darah masuk dan langsung menarik dan mengancamnya. Diluar, seorang polisi yang memegang pistol terlihat menoleh kesana-kemari mencari seseorang. Anom sadar, orang yang mengancamnya ternyata adalah penjahat yang dicari-cari polisi. Anom memang terlihat tenang, instingnya mulai jalan. Satu gerakan yang tak terduga, dengan begitu cepatnya telah melumpuhkan penjahat yang mengancamnya. Setelah itu mendadak muncul keinginan untuk membantu polisi menangkap para penjahat diluar. Namun dia agak bingung, bagaimana agar jati dirinya tidak diketahui oleh umum. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah topeng monyet yang berada tak jauh darinya. Dipakainya topeng tersebut dan secepat kilat dia melompat keluar mengejar para penjahat yang cukup banyak jumlahnya.
            Dengan kemampuan yang dimiliki, tak begitu sulit baginya melumpuhkan hampir seluruh penjahat. Beberapa berhasil melarikan diri, tapi uang hasil rampokan berhasil diselamatkan. Selesai membantu polisi, Anom kembali ke butik miliknya. Dia pura-pura tidak tahu dan tidak menceritakan kejadian ketika ibunya memarahi karena meninggalkan butik di saat terjadi keributan.
            Pagi harinya, ada berita yang cukup menghebohkan ketika banyak koran menceritakan peristiwa perampokan yang berhasil digagalkan oleh seseorang bertopeng monyet. Anom hanya tersenyum saja membaca berita tersebut, lain dengan ibunya yang cukup tertarik dan menganggap luar biasa. Kembali dia tersenyum ketika ibunya bertanya-tanya siapa pria bertopeng monyet yang membantu polisi menangkap penjahat dengan begitu mudahnya.

Session 3

            Di suatu tempat yang rahasia, selompok orang berkumpul dan membahas sesuatu dengan serius. Salah seorang diantaranya bertubuh besar dengan jubah warna hitam dan bertopeng baja. Ternyata pertemuan tersebut merupakan pertemuan para penjahat diseluruh kota. Orang bertopeng baja tadi merupakan pimpinannya dan dikenal dengan julukan Mr. Bondo. Dalam pertemuan tersebut, nampak dia marah besar karena kecewa dengan anak buahnya yang gagal melakukan aksi perampokan terbesar di kota.  Akhirnya Mr. Bondo pun bermaksud mengadakan aksi perampokan lagi dengan sasaran sebuah toko emas terbesar dikota. Dalam aksi tersebut dia akan turun tangan sendiri untuk memimpin.
            Anom yang sendirian dikamar terlihat sedang asyik menggambar sesuatu. Banyak kertas tersebar dikiri kanannya. Ternyata dia sedang membuat desain suatu kostum. Sejak kejadian perampokan itu, Anom memang sadar bahwa dia dianugerahi kemampuan yang sangat dahsyat bukan untuk gagah-gagahan saja. Ada suatu misi bahwa kemampuan itu untuk menjunjung kebenaran dan melawan kejahatan. Namun dia sadar bahwa identitasnya harus tetap dirahasiakan bahkan kepada ibunya sendiri. Dia tidak ingin menjadi pahlawan yang di elu-elukan orang. Dia ingin hidupnya bisa berjalan seperti apa adanya. Dengan begitu akan lebih bebas baginya dalam bergaul dengan siapa saja.
            Pada mulanya kostum yang dia buat tak ada hubungan sama sekali dengan kera. Dengan gaya meyakinkan dia coba beberapa kostum  yang telah selesai dibuat. Tapi maklum karena dia bukan perancang busana maka hasil rancangannya pun sangat jauh dari sempurna. Bahkan ada beberapa yang sangat norak dan lucu jika dipakainya. Akhirnya mau nggak mau dia harus menghubungi Roni, perancang busana yang bekerja di butik ibunya. Roni orangnya lucu dan agak bencong namun dia bisa dipercaya untuk menjaga rahasia.
            Cukup kaget juga Roni mendengar kisah Anom. Gembira campur tegang, tapi kadang-kadang sedih karena melihat Anom harus membawa beban seberat itu. Namun begitu dia bersumpah bahwa rahasia itu akan tetap disimpannya dan dia akan membantu Anom dengan kemampuan yang dimilikinya. Roni berjanji, dalam waktu dekat dia sudah akan membawakan kostum yang cocok untuk Anom.

Session 4

            Akhir-akhir ini suasana kota terlihat meriah karena akan adanya pesta pergantian tahun baru. Semua sibuk menghias rumah dengan berbagai macam lampu. Beberapa hiasan natal masih tergantung dan belum dilepas. Anom pun tak kalah sibuk menghias wajah butiknya. Dia agak kaget ketika Clara dan beberapa teman kelasnya datang mengunjungi butiknya. Ternyata Clara dan teman-temannya bermaksud mencari model pakaian yang sesuai dengan tahun baru. Agak grogi ketika dia harus melayani Clara dalam memilihkan model pakaiannya. Ketika dia bermaksud minta bantuan karyawan cewek yang lain, ternyata Clara menolaknya. Dia lebih enak kalau Anom yang mengantarkannya. Di sela-sela memilih pakaian, Clara bercerita bahwa dia dan kawan-kawannya akan mengadakan acara tutup tahun berupa pesta topeng dirumahnya. Dia mengajak Anom bila memang tidak punya acara untuk ikut datang di pestanya. Anom pun berjanji akan datang karena dia memang tidak punya acara.
            Setelah selesai membeli pakaian, Clara dan teman-temannya pun pergi. Tak berapa lama Roni datang menghampiri Anom dan menariknya berjalan ke dalam. Dengan agak bertanya-tanya Anom mengikutinya. Setelah sampai di dalam baru diketahui bahwa Roni bermaksud menunjukan kostum yang telah dijanjikannya. Anom terperanjat kaget ketika kostum yang dibuat Roni berwujud mirip kera putih. Awalnya dia tidak setuju tapi setelah dijelaskan baru dia memahami dan mau memakainya. Setelah dipakai, kostum tadi memang sangat pas dan memunculkan suatu karakter yang berwibawa. Bahkan bahan yang dipakainya pun ternyata sangat bagus dan kuat. Saat itu juga Anom ingin mencoba bila dipakai di luar dengan gerakan-gerakan yang lebih liar. Dengan satu gerakan dia udah terlihat berkelebat diluar. Karakter kostumnya memang membuat karakter Anom semakin hebat. Gerakan-gerakan meloncat dan bergelantungan serta sesekali mengeluarkan suara teriakan mirip kera terasa sangat sesuai dengan kostum yang dikenakannya. Pada saat mencoba di luar tersebut, dari kejauhan Anom melihat ada seorang pencopet beraksi merampas tas seorang ibu yang sedang berbelanja. Dengan satu gerakan indah Anom seolah terbang dan menagkap pencopet tadi lalu menyerahkan kembali tas hasil rampasan tadi kepada ibu yang kehilangan. Setelah puas mencoba, Anom kembali ke kamar dan hendak melepas kostumnya. Ternyata susah juga. Roni hanya tersenyum saja karena dia tahu bahwa ada tehnik khusus untuk melepas kostum tersebut. Baru setelah Anom menyerah, Roni membantu dan hanya dengan satu gerakan dia sudah bisa melepasnya.
            Peristiwa sederhana ketika membantu menangkap pencopet tadi ternyata membuat berita heboh di surat kabar pagi. Banyak orang kembali memperbincangkan keberadaan kera putih. Termasuk yang ikut meperbincangkan adalah ibunya sendiri.

Session 5
            Malam tahun baru telah tiba. Terlihat satu dua orang telah hadir dalam pesta yang diselenggarakan dirumah Clara. Memang jam baru menunjuk angka 8 malam. Berarti masih ada waktu cukup lama untuk melewatkan akhir tahun.  Semakin malam satu demi satu pengunjung datang dan semakin ramailah suasana pesta. Anom datang sekitar pukul 21.00 wib. Disambut dengan hangat oleh Clara dia merasa agak kikuk dan bingung harus duduk dimana. Untung disitu ada beberapa banyak kawan sekelasnya yang juga hadir sehingga dengan mudah dia larut dalam pesta.
            Detik-detik tahun baru telah tiba. Semua sudah siap dengan terompetnya. Dan setelah menghitung mundur smpai pada hitungan 3, 2, 1, terompet pun berbunyi semua memekakkan telinga. Pada saat itu pula diangkasa terlihat kembang api yang indah. Diantara sorak, suara terompet dan letusan kembang api, terdengar pula sebuah letusan cukup keras tak jauh dari rumah Clara. Tapi semua tak mempedulikan karena mengira hanya  letusan petasan yang agak besar ukurannya.
            Ternyata letusan tersebut adalah letusan peledak yang berasal dari toko emas yang letaknya tidak jauh dari tempat pesta. Pelakunya adalah Mr. Bondo dan anak buahnya. Dia melakukan itu untuk membuka pintu besi yang merupakan pintu menuju ruang simpan emas. Dengan meledakkan pas pada detik-detik tahun baru, diharapkan tidak ada orang yang curiga. Setelah terbuka, Mr. Bondo dan anak buahnya segera beraksi mengambil semua simpanan emas yang ada.
            Insting Anom mengatakan ada hal yang tidak beres dengan suara ledakan tadi. Oleh karenanya dia cepat-cepat menyelinap keluar dari pesta tersebut dan bermaksud menyelidiki apa yang sedang terjadi diluar sana. Tak berapa lama, terlihatlah bayangan putih berkelebat diangkasa. Bayangan tersebut adalah bayangan Anom yang sudah berganti kostum kebesarannya.
            Di lokasi ledakan Anom melihat ada sekelompok orang yang sedang terburu-buru memasukkan sesuatu ke dalam mobil box. Dilihatnya pula beberapa orang terikat kuat disamping pintu. Dia yakin orang-orang tersebut bukan orang baik-baik dan bermaksud merampok sesuatu. Agar perampokan itu gagal, Anom bermaksud menggertak dengan mendatanginya. Dia belum tahu siapa yang sekarang dihadapinya.  Mr. Bondo penjahat terkuat yang belum ada tandingannya. Mengetahui ada seseorang datang, anak buah Mr. Bondo langsung menyerang dengan bertubi-tubi. Untung reflek menghindar dan mempertahankan diri Anom sudah terlatih semakin baik, sehingga tak satupun yang berhasil menyentuhnya. Bahkan selanjutnya Anom mampu membuat anak buah Mr. Bondo bergelimpangan tak berdaya. Melihat kondisi tersebut, Mr Bondo langsung menyerang Anom dengan tiba-tiba. Satu pukulan Mr. Bondo mampu mengenai dada Anom membuat tubuhnya terlempar cukup jauh sampai berhenti karena membentur tembok bata.
            Kini Anom sadar siapa yang sedang dihadapinya. Setelah bangkit berdiri dia kemudian meloncat balik menyerang Mr. Bondo. Terjadilah pertarungan cukup sengit antara Anom melawan Mr. Bondo. Setelah cukup lama mereka bertarung dan belum ada yang memenangkan, akhirnya Mr. Bondo tidak mau melanjutkan dan dengan sekali loncatan kebelakang dia pergi meninggalkan Anom sendirian. Setelah dari jauh dia mendengar suara sirene polisi, saat itu pula dia meloncat tinggi menghilang diangkasa. Tak berapa lama kemudia dia sudah terlihat membaur dengan teman-temannya menghabiskan malam tahun baru  dengan  pesta di rumah Clara.

 

Session 6

            Kembali surat kabar disuruh kota gempar karena munculnya pahlawan baru yang mampu melawan Mr. Bondo dan kelompoknya. Wajah orang yang terikat kuat dan ternyata merupakan petugas keamanan muncul di media memberi kesaksian akan hebatnya  seseorang yang berwajah mirip kera meyelamatkannya dari Mr. Bondo.            Di sekolah Anom pun tak luput dari perbincangan mengenai manusia kera yang gagah berani menumpas kejahatan. Anom tetap diam dan tak bereaksi apapun menanggapi tingkah polah Toni dan kawan-kawannya yang berlagak seperti pahlawan kera di surat kabar. Seolah tidak tertarik, ditinggalkannya mereka dan bermaksud masuk perpustakaan. Ternyata disitu ada Clara yang sedang asyik membaca. Dengan ragu-ragu dia duduk di depannya yang di batasi meja untuk membaca. Clara tahu, namun ketika dia menanggapi berita tentang manusia kera tadi, Anom jadi merasa kurang enak badan. Ditinggalkannya Clara yang jadi bertanya-tanya, ada apa dengan Anom.
            Di suatu tempat rahasia, kembali Mr. Bondo melakukan pertemuan dengan anak buahnya. Dia ingin tahu siapa sebenarnya manusia bertopeng kera yang menggagalkan usaha perampokannya. Untuk memancing kehadiran manusia bertopeng kera tadi, dia bermaksud melakukan keonaran terang-terangan disiang hari. Disiapkannya semua peralatan yang bisa membantu menaklukan. Satu persatu semua senjata andalan dikeluarkan dan dicoba apakah masih bisa dipergunakan. Dendam yang membara  membuatnya semakin bernafsu menaklukan.
           

Session 7

            Suatu hari Anom diminta Clara untuk datang ke rumahnya karena ibunya bermaksud memesan busana untuk keperluan acara relasinya. Anom menyanggupi karena memang servis yang dilakukan butiknya adalah siap datang ke pelanggan. Diajaknya Roni yang menjadi desainernya biar bisa langsung mengukur badan ibunya Clara. Ketika berada dihalaman, Anom bertanya-tanya bekerja sebagai apa sebenarnya orangtua Clara sampai punya kekayaan seperti ini.
            Kedatangan Anom dan Roni disambut Clara yang memang telah menunggu. Sesaat ibunya keluar bersama ayahnya. Baru kali ini Roni bertemu dengan ayah Clara. Selama ini yang sering dia lihat hanya ibunya, sedang ayahnya tak pernah kelihatan selalu sibuk dengan bisnisnya. Tidak lama mereka berbincang-bincang, lalu Anom pamit pulang.  Satu kesan yang diperoleh Anom tentang ayah Clara adalah orangnya kalem, penuh wibawa.
            Dalam perjalanan pulang, Anom melihat kebakaran sebuah gedung berlantai dua. Oleh karena jalan cukup padat, terlihat mobil pemadam berjalan agak tersendat-sendat. Anom sadar jika hanya menggantungkan pemadaman dari mobil pemadam kebakaran, maka korban akan semakin banyak. Saat itu pula dia langsung berkelebat dengan kostum kera menuju tempat kebakaran. Dalam sekali loncatan dia seolah terbang dan dengan begitu ringannya bergelantungan gedung tinggi menghindari kemacetan. Sampai dilokasi, Anom langsung menerobos masuk diantara api yang berkobar. Seolah tak dirasakannya panas api  dia menuju sebuah ruang yang agak besar. Ternyata disitu ada beberapa orang yang terjebak tak bisa keluar. Dengan satu kekuatan ditiupnya salah satu bagian api yang berkobar mendekat orang-orang. Setelah itu dengan satu pukulan di gempurnya tembok di belakang orang-orang tersebut untuk memperoleh jalan. Setelah berlobang, satu persatu orang diantarkannya turun dan menjauh dari gedung yang terbakar. Agar api yang berkobar tidak menjalar ke samping bangunan lain, Anom menambah kekuatan dan dengan satu hembusan napas, keluarlah angin besar yang begitu dingin dari mulutnya dan mematikan api yang berkobar. Setelah api padam, bersoraklah banyak orang karena keberhasilannya memadamkan kebakaran. Dari jauh terlihat beberapa orang yang tadi diselamatkan berlarian menuju Anom untuk mengucapkan terimakasih. Anom tahu itu tapi dia hanya melambaikan tangan lalu meloncat tinggi dan hilang dibalik gedung yang tinggi menjulang.
            Ketika malam hari Anom menyalakan TV, terlihat suatu berita yang menyiarkan kehebatan manusia bertopeng kera dalam menyelamatkan korban kebakaran. Ternyata dalam kebakaran tersebut ada wartawan yang meliput dengan kamera. Sangat jelas ketika shoot di zoom ke wajah. Untung, topeng yang dikenakan Anom sangat rapi dan bisa menutupi wajah aslinya.  Dalam kesempatan tersebut banyak orang mengucapkan terimakasih dan menjuluki Anom sebagai MONKEY MAN si Pendekar Kemanusiaan.

Session 8

            Hari masih belum cukup siang ketika istirahat pertama dilakukan. Seperti biasa kebanyakan siswa menghabiskan waktu istirahat dengan  bersenda gurau diluar. Pada saat itu, Toni dan kawan-kawan bermaksud iseng mengerjai Anom. Namun karena sekarang Anom bukan seperti dulu, insting menghindarnya sangat efektif dan bahkan membuat Toni sendiri yang terkena sasaran.
Bel tanda masuk telah berbunyi. Anom pun kembali masuk untuk mengikuti pelajaran matematika. Namun belum lama proses belajar dimulai, tiba-tiba diluar terdengar suara dentuman dan orang-orang berteriak ketakutan. Kelas pun bubar. Semua ingin tahu apa yang sedang terjadi diluar. Anom melihat ada seseorang berjubah hitam dan bertopeng baja hitam pula mengamuk dan merusak sebuah bangunan atau apa saja yang berada didekatnya. Mobil-mobil pun bergelimpangan terkena sabetan gadha berujung bola dengan paku paku besar yang keluar. Banyak polisi berusaha menghentikan bahkan sampai dengan tembakan. Namun ternyata semua tidak mempan. Anom agak terkesiap ketika mengetahui siapa orang yang mengamuk tersebut. Ternyata dia adalah Mr. Bondo si Topeng Baja raja kejahatan. Saat itu pula Anom sudah tidak kelihatan, menghilang entah kemana. Sesaat kemudia terlihat sosok Monkey Man meloncat di udara. Dia bermaksud menghentikan ulah Mr. Bondo yang jelas membahayakan banyak orang. Ditangkapnya mobil yang dilempar oleh Mr. Bondo sehingga selamatlah seorang tua yang berdiri kebingungan. Untuk menghindari korban lebih banyak, dipancingnya Mr. Bondo ke suatu tempat yang aman dan jauh dari banyaknya orang. Di tempat tersebut terjadilah pertarungan hebat antara Anom si Monkey Man dengan Mr. Bondo si Topeng Baja  raja kejahatan.
Sebuah pertarungan hebat yang cukup lama karena kekuatan keduanya cukup imbang. Mereka saling memukul dan menjatuhkan. Saling beradu kekuatan. Dan pada saat yang kritis karena hampir terbunuh, secara ajaib keluarlah ekor dari Monkey Man yang juga berfungsi sebagai senjata pamungkas yang menyelamatkan. Ekor tersebut mampu memberikan sabetan yang sangat dahsyat. Sabetan pertama mengenai topeng wajah yang berbahan baja. Maka pecahlah topeng baja tersebut. Kini tesingkaplah siapa wajah dibalik topeng yang menakutkan. Anom terhenyak kaget karena ternyata wajah tersebut sangat dia kenal yaitu wajah ayahnya Clara. Lemparan kedua yang dimaksudkan untuk melepaskan diri dari cengkeraman, ternyata mampu melemparkan Mr. Bondo pada sebuah kotak listrik berkekuatan tinggi. Karena kuatnya lemparan dan kuatnya tubuh Mr. Bondo, Kotak listrik tadi meledak dan otomatis listrik yang konslet tadi  membakar tubuh Mr. Bondo dan menjadikannya terkapar dijalan.
Anom masih terbaring kesakitan. Sebenarnya dia ingin menolong Mr. Bondo yang tidak lain adalah ayah Clara sahabat baiknya. Keinginan itu tak kesampaian karena dia sendiri harus segera pergi meninggalkan arena sebelum banyak orang datang. Dengan satu lompatan lemah, dia tinggalkan Mr. Bondo. Sesaat dia menoleh pada orang yang dia anggap sebagai orang baik tersebut, ada perasaan bersalah namun semua harus terjadi. Yang salah harus mempertanggungjawabkan kesalahannya. Yang benar harus ditegakkan.
Tak berapa lama kemudian, Clara juga sampai disitu. Hampir tidak percaya dia bahwa Mr. Bondo adalah  ayahnya sendiri.

Session 9

Anom dan Clara terlihat sedang bincang-bincang di tepi kolam. Clara terlihat sedih campur aduk dengan tidak percaya bahwa ayah yang selama ini dia hormati adalah tokoh kejahatan terbesar di kota. Anom pun tidak bisa berkata apa-apa. Ada satu hal yang membuat dia semakin bersalah karena dia sendirilah yang membuat ayah Clara terbunuh. Disisi lain dia tak mungkin membuka rahasia kepada Clara.
Dalam pertemuan tersebut, Clara mengungkapkan perasaannya untuk mengetahui siapa sebenarnya Monkey Man. Ada keinginan balas dendam tapi dia tidak punya kemampuan apa-apa. Akhirnya dia hanya mengatakan bahwa dia sudah tidak simpati lagi dengan siapa pun pembunuh ayahnya, termasuk si Monkey Man.



==Selesai.==